Keterampilan dalam mengolah makanan lokal di Lamaholot,
tidak selamnya menjadi milik ema-ema lamaholot. Kaum milenial lamaholotpun
tidak ketinggalan dalam mengolah si guri dan renyah itu (Jagung Titi).
Kemahiran sang milenial lamaholot ini menunjukan ,
bahwa meniti jagung (gae wata) adalah aktivitas budaya yang turun
temurun dibumi lamaholot.
Cinta budaya sejak dini perlu ditumbuhkembangkan dalam
diri kaum milenial lamaholot, khusunya yang perempuan (Ina Wae).
Bagi masyarakat Lamaholot, sebutan khas untuk
masyarakat Flores Timur, Lembata dan Alor Pantar, jagung titi adalah makanan
pokok yang telah dijadikan sebagai simbol pangan lokal dan menjadi ciri
kehidupan masyarakat yang tersebar di pulau-pulau kecil tersebut.
Dalam persepsi penulis, aktivtas yang
ditonjolkan tersebut harus di maknai sebagai sebuah tradisi yang harus
dipelihara dan ditanamkan sejak dini dalam mempertahankan identitas
kelamaholotan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar